Menyingkap Kebenaran Adolf Hitler Meninggal di Indonesia

Dari sekian banyak informasi yang ada tentang kematian Hitler, para peneliti Jerman dan peneliti dunia hingga sekarang, belum bisa menyebutkan secara pasti apa penyebab kematian sang Diktator Nazi ini.

Namun, benarkah Hitler bersama istrinya Eva Braun bunuh diri, minum racun sianida, setelah dikepung pasukan Amerika Serikat (AS) dan Sekutunya?. Jawabannya, ternyata tidak. 

Penelitian terbaru menyatakan, Hitler, tokoh yang terkenal sangat kejam di abad ke 20, ternyata bersembunyi di Indonesia sejak tahun 1954 sampai dengan tahun 1970, yang kemudian tercium oleh tentara Sekutu (AS, Uni Soviet, Inggris dan Prancis) yang selanjutnya diusut oleh Pemerintah ‘Zionis’ Israel, yang hingga kini, mengejar para tokoh Nazi itu. 

Pada tahun 1954 Adolf Hitler masuk ke Indonesia dengan menggunakan nama palsu, dr Poch. Pada awalnya dr Poch alias Hitler ini tinggal di Dompu kemudian pindah ke Bima, selanjutnya pindah ke Kabupaten Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan terakhir bekerja menjadi dokter di Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Sumbawa Besar.

Seluruh penduduk pulau Sumbawa kenal dengan dokter ini, yang di panggil dengan julukan “dokter Jerman” atau ‘Hitler ramah Sumba’
Salah satu bukti peninggalan Adolf Hitler yang meninggal pada tanggal 15 Januari 1970 silam, di Surabaya, yaitu buku catatan kecil berwarna cokelat ukuran 9×16 cm dengan tebal 44 cm.

Di dalam buku itu tertulis puluhan address book teman-teman dan kolega Hitler yang sama, seperti yang ada di sejarah Eropa. Begitu pula tulisan tangan yang dibuatnya dibuku-buku tersebut sangat identik dan mirip dengan tulisan tangan dan tanda tangan asli Hitler.

Buku ini memiliki arti penting, karena merupakan salah satu bukti otentik yang menyatakan bahwa “dr Poch” adalah dewa-Nazi, Adolf Hitler. [dbs-12] 

Hitler Remaja Disebut Anak Sial oleh Ayahnya

Hitler dikenal dengan pribadinya yang keras, unik sekaligus kejam.  Lahir di Austria pada 20 April 1889 di Gasthof zum Pommer, penginapan di Braunau am Inn, Austria, Hitler merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara.

Ayah Hitler, Alois merupakan pegawai kantor bea cukai. Sedangkan, ibunya Klara Polzl merupakan istri ketiga dari Alois. Sewaktu kecil, kehidupan pria berkumis ini selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Terlepas dari kehidupannya keluarganya yang nomaden, Hitler kecil merupakan pelajar yang baik dan cerdas.

Tapi, kelakuan Hitler berubah saat dirinya duduk dibangku  Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahun pertama, Hitler pernah gagal naik kelas dan harus mengulang. Dalam buku biografinya, Hitler mengungkapkan, kegagalannya sewaktu SMA dulu,  tidak lebih sebagai upaya pemberontakan kepada ayahnya,  Alois Hitler yang memang dikenal tidak menyukainya.

Alois menganggap, putranya Adolf, sebagai pembawa sial. Hal itu disebabkan, sikap Hitler yang anti-sosial dan menunjukan gejala merusak (destruktif). Usut punya usut, ternyata Hitler muda ingin menjadi seorang pelukis dibandingkan mengikuti jejak sang ayah yang bekerja sebagai petugas bea cukai.

Namun sayang, ayahnya meninggal pada 3 Januari 1903, Hitler tidak melanjutkan sekolahnya. Usia 16 tahun dia keluar dari sekolah tanpa menerima gelar apapun.

Hitler akhirnya melanjuti kehidupan di Wina, Austria, ibarat seorang Bohemian atau seniman jalanan sejak tahun 1905. Namun, kehidupan barunya ini didukung oleh sang ibu yang memang amat mencintainya.

Demi memuaskan dahaganya sebagai pelukis, Hitler mencoba melamar sebagai Mahasiswa di Akademi Seni Wina, namun saying, Hitler terus berulangkali ditolak oleh sekolah tersebut. Selama berusaha masuk ke dalam sekolah seni impiannya, Hitler mendapatkan uang warisan dari almarhum ayahnya.

Tetapi kegagalannya untuk masuk ke sekolah seni tersebut membawa hidupnya  tidak mempunyai tujuan. Pada saat ibunya Klara meninggal, hidupnya semakin tidak terurus.  Selain mengandalkan uang warisan untuk menyambung hidup, Hitler muda bekerja sebagai pembuat kartu pos dan dijual untuk mencari makan.

Ayahnya seorang yang pekerja keras dalam mendidik anak, sedang sosok ibunya (Klara) sangat baik kepadanya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dari ayahnya inilah yang memberikan andil besar dalam pembentukan mental dan kejiwaan Hitler jelang dewasa.

Ketika hidupnya sulit, Perang Dunia 1 pun pecah. Tanpa ragu-ragu Hitler mendaftar menjadi tentara dengan pangkat Kopral, bertugas di medan perang di barisan paling depan.

Kecewa dengan kekalahan Jerman di Perang Dunia 1, dan melihat negara dan rakyatnya yang sengsara dan kelaparan, Hitler pun masuk menjadi Anggota Partai Buruh yang kemudian menjadi NSDAP. 

Tahun 1920, Hitler menjadi Kepala Bagian Propaganda, disinilah terlihat bakat Hitler di bidang pidato dan agitasi. Satu tahun kemudian, 1921, akhirnya Hitler menjadi Ketua Partai.

Akhirnya pada tahun 1962 Hitler mendapatkan wewenang mutlak dari partainya Dan Hitler adalah seorang orator ulung “Singa Podium”, ahli pidato yang bisa menghipnotis massa pendengarnya.

Hitler merupakan Politikus handal dan berhasil membangun pencitraan yang sukses melalui propaganda. Ia berhasil membangun opini menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang sukses melalui propaganda.

Hitler berhasil membangun opini menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang ditakuti dunia. Ia juga berhasil membangun opini sebagai ‘fuhrer’ atau pemimpin yang dapat dipercaya rakyatnya, membawa bangsanya ke puncak kejayaan di mata dunia. [dbs-12]

Sumber Berita: indonesiarayanews

Tweet