Pin It

01 November 2015

Pangeran Saudi Arabia Tertangkap Saat Selundupkan 2 Ton Narkoba

Arab Saudi sebagai negara muslim ternyata tidak luput dari tindakan penyelundupan narkoba, bahkan oleh petinggi kerajaan. Padahal sebagai negara dengan hukum syariah, berurusan dengan narkoba otomatis dijatuhi hukuman mati.





Salah satu insiden paling memalukan menimpa Pangeran Abdul al-Muhsin bin Walid bin Abdul al-Aziz Al Saud. Sepupu raja ini ditahan otoritas pabean setelah berupaya menyelundupkan setidaknya 2 ton narkoba di Bandar Udara Internasional Rafik Hariri, Ibu Kota Beirut, Libanon, Senin (26/10).


"Jenis narkoba yang hendak diselundupkan rombongan menggunakan pesawat pribadi ini adalah pil captagon dan sejumlah kokain," kata sumber dari tim pengamanan bandara, kepada Stasiun Televisi Aljazeera.


Pangeran Muhsin dibekuk bersama empat orang lainnya, semuanya warga negara Saudi. Petinggi Negeri Petro Dollar itu hendak menyelundupkan narkoba memakai pesawat pribadi.


Dari keterangan seorang sumber di tim pabean Libanon, barang haram sebanyak itu dikemas dalam 40 koper memanfaatkan jalur hijau pengguna pesawat pribadi. Tidak dijelaskan bagaimana petugas pabean bisa mengendus barang haram itu dalam kargo pesawat sang pangeran.


Hingga berita ini dilansir, belum diketahui apakah Pangeran Muhsin dibebaskan atau terus ditahan. Setidaknya sang pangeran diinterogasi nyaris 24 jam oleh aparat hukum Libanon.


Selain Pangeran Abdul al-Muhsin, metode penyelundupan serupa ternyata pernah dilakukan pangeran Saudi lainnya pada 2004, Pangeran Nayif bin Fawwaz al-Shalaan, kemenakan mendiang Raja Abdullah juga terbelit kasus narkoba kelas berat.


Sang pangeran dituding menyelundupkan dua ton kokain menggunakan Boeing 727 milik keluarga kerajaan. Barang selundupan itu diterbangkan dari Kolombia ke sebuah bandar udara di luar Ibu Kota Paris, Prancis, seperti dilansir stasiun televisi ABC News, Oktober 2004.


"Penyelundupan itu tidak akan terjadi tanpa bantuan dia (Pangeran Nayif)," kata Tom Raffanello dari Badan Penindakan Narkotik Amerika Serikat (DEA) di Kota Miami, Negara Bagian Florida. Dia menegaskan kejahatan itu tidak bakal terjadi kalau tidak ada Boeing 727 milik Pangeran Nayif.


Amerika dan Prancis telah mendakwa Pangeran Nayif atas penyelundupan itu. Namun, saat divonis, Nayif telah pulang ke Saudi. AS dan Prancis juga tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Negeri Petro Dollar itu. "Dia sampai sekarang adalah buronan Amerika karena melanggar beleid narkotik federal," ujar Raffanello.


Kepada sebuah surat kabar Saudi, pangeran Nayif mengaku tidak bersalah atas dakwaan DEA. Dia menyatakan melawat ke Kolombia untuk urusan bisnis pipa plastik.


Dikutip dari berbagai sumber.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

2 comments

AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
Poker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)

agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877

Terima Kasih