Dua terpidana kasus terorisme, Ali Imron dan Umar Patek, menjadi "bintang" dalam seminar yang digelar Resimen Mahasiswa Mahasurya, Jawa Timur, di Kota Malang, Senin (25/4/2016). Kedua narapidana akibat kasus Bom Bali I itu bergabung dalam program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Ali Imron dan Umar Patek menjadi pembicara dalam seminar bertajuk "Generasi Penerus Bangsa Bersinergi Mendukung Program Pemerintah: Dalam Rangka Kontraradikal dan Deradikalisasi demi Mencegah Instabilitas serta Menjaga Keutuhan NKRI". Ali Imron datang ke Malang dari penjara di Jakarta, Minggu malam (24/4). Kedatangannya hampir bersamaan dengan narasumber lain yang juga bekas terpidana teroris dan mantan Komando Pusat Hujad Maluku, Jumu Tuani. Sementara Patek baru sampai pada Senin, dari Lembaga Pemasyarakatan Surabaya, di Porong, Sidoarjo.
Kontraradikal dan Deradikalisasi demi Mencegah Instabilitas serta Menjaga Keutuhan NKRI
Dalam seminar itu, Imron dan Patek banyak menyampaikan hal yang berkaitan dengan terorisme, termasuk banyaknya jenis terorisme saat ini. Mereka juga menyampaikan cara-cara mencegah radikalisme masuk dalam keluarga.
Imron yang menjadi pengikut Jamaah Islamiah (JI) itu mengatakan keberadaan JI saat ini tak ada sangkut pautnya dengan aksi terorisme. "Mayoritas mereka tidak sepakat dengan pengeboman dan sejenisnya," kata Ali Imron.
Ia mengaku sempat mengimbau kepada para pengikut JI agar melakukan kebaikan-kebaikan lain di luar aksi radikalisme dan tidak termakan provokasi sehingga merasa perlu berangkat ke Suriah dan Irak untuk berjihad. "Di sana rakyatnya cuma 60 juta orang, baik muslim maupun nonmuslim. Kenapa kita repot ke sana, di sini (Indonesia) 200 juta muslimnya saja, di sini mereka yang berhak kita urusi," ujar Ali Imron, "Jangan termakan slogan dan apapun yang ada di internet," ujar adik dari Amrozi dan Ali Gufron (Muklas), yang telah dihukum mati akibat kasus Bom Bali I tersebut.
Suriah dan Irak Banyak Sumber Fitnah
Selain itu, alasan imbauan itu juga karena di Suriah dan Irak banyak sumber fitnah. Misalnya, saat dua orang Indonesia berangkat ke sana, mereka bisa berada di dua kubu yang berbeda, yakni ISIS dan oposisi Suriah. "Niatnya berjuang bersama tapi justru perang. Ini fitnah yang harus dihindari. Banyak kebaikan lain yang bisa dilakukan di Indonesia," ujarnya.
Untuk masyarakat muslim di Tanah Air, Imron mengimbau agar mereka tak keluar dari naungan Indonesia. "Saya juga berharap para pejabat agar menunjukkan akhlak yang baik. Sebab jika pejabat muslim menunjukkan perbuatan korupsi atau kezaliman, hal itu bisa menjadi alasan kaum ekstrem untuk melakukan aksi," kata Imron.
Umar Patek Tawarkan Bantuan Pembebasan Sandera Abu Sayyaf
Sementara itu, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek alias Ale, terpidana bom Bali I, menawarkan bantuan pada pemerintah Indonesia untuk membebaskan warga Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf, di Filipina selatan. Ia mengaku sangat terusik dengan kabar penyanderaan awak KM Brahma 12, dan sanggup melakukan bantuan itu, karena dia kenal dekat dengan Abu Sayyaf.
"Aku sangat mengenal Abu Sayyaf dan kelompoknya, sehingga aku rasa sangat mampu membantu," kata Umar Patek. Penawaran bantuan itu, kata Umar Patek, jangan dikaitkan dengan banyak syarat, seperti remisi atau pengurangan separo masa tahanan.
"Ini semua karena rasa kemanusiaan dan tidak ada syarat apapun," ucapnya. Meski dihadiri terpidana bom Bali I yang saat ini masih berada dalam penjara, pengamanan di lokasi seminar tidak terlihat ketat.
Ali Imron dan Umar Patek menjadi pembicara dalam seminar bertajuk "Generasi Penerus Bangsa Bersinergi Mendukung Program Pemerintah: Dalam Rangka Kontraradikal dan Deradikalisasi demi Mencegah Instabilitas serta Menjaga Keutuhan NKRI". Ali Imron datang ke Malang dari penjara di Jakarta, Minggu malam (24/4). Kedatangannya hampir bersamaan dengan narasumber lain yang juga bekas terpidana teroris dan mantan Komando Pusat Hujad Maluku, Jumu Tuani. Sementara Patek baru sampai pada Senin, dari Lembaga Pemasyarakatan Surabaya, di Porong, Sidoarjo.
Kontraradikal dan Deradikalisasi demi Mencegah Instabilitas serta Menjaga Keutuhan NKRI
Dalam seminar itu, Imron dan Patek banyak menyampaikan hal yang berkaitan dengan terorisme, termasuk banyaknya jenis terorisme saat ini. Mereka juga menyampaikan cara-cara mencegah radikalisme masuk dalam keluarga.
Imron yang menjadi pengikut Jamaah Islamiah (JI) itu mengatakan keberadaan JI saat ini tak ada sangkut pautnya dengan aksi terorisme. "Mayoritas mereka tidak sepakat dengan pengeboman dan sejenisnya," kata Ali Imron.
Ia mengaku sempat mengimbau kepada para pengikut JI agar melakukan kebaikan-kebaikan lain di luar aksi radikalisme dan tidak termakan provokasi sehingga merasa perlu berangkat ke Suriah dan Irak untuk berjihad. "Di sana rakyatnya cuma 60 juta orang, baik muslim maupun nonmuslim. Kenapa kita repot ke sana, di sini (Indonesia) 200 juta muslimnya saja, di sini mereka yang berhak kita urusi," ujar Ali Imron, "Jangan termakan slogan dan apapun yang ada di internet," ujar adik dari Amrozi dan Ali Gufron (Muklas), yang telah dihukum mati akibat kasus Bom Bali I tersebut.
Suriah dan Irak Banyak Sumber Fitnah
Selain itu, alasan imbauan itu juga karena di Suriah dan Irak banyak sumber fitnah. Misalnya, saat dua orang Indonesia berangkat ke sana, mereka bisa berada di dua kubu yang berbeda, yakni ISIS dan oposisi Suriah. "Niatnya berjuang bersama tapi justru perang. Ini fitnah yang harus dihindari. Banyak kebaikan lain yang bisa dilakukan di Indonesia," ujarnya.
Untuk masyarakat muslim di Tanah Air, Imron mengimbau agar mereka tak keluar dari naungan Indonesia. "Saya juga berharap para pejabat agar menunjukkan akhlak yang baik. Sebab jika pejabat muslim menunjukkan perbuatan korupsi atau kezaliman, hal itu bisa menjadi alasan kaum ekstrem untuk melakukan aksi," kata Imron.
Umar Patek Tawarkan Bantuan Pembebasan Sandera Abu Sayyaf
Sementara itu, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek alias Ale, terpidana bom Bali I, menawarkan bantuan pada pemerintah Indonesia untuk membebaskan warga Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf, di Filipina selatan. Ia mengaku sangat terusik dengan kabar penyanderaan awak KM Brahma 12, dan sanggup melakukan bantuan itu, karena dia kenal dekat dengan Abu Sayyaf.
"Aku sangat mengenal Abu Sayyaf dan kelompoknya, sehingga aku rasa sangat mampu membantu," kata Umar Patek. Penawaran bantuan itu, kata Umar Patek, jangan dikaitkan dengan banyak syarat, seperti remisi atau pengurangan separo masa tahanan.
"Ini semua karena rasa kemanusiaan dan tidak ada syarat apapun," ucapnya. Meski dihadiri terpidana bom Bali I yang saat ini masih berada dalam penjara, pengamanan di lokasi seminar tidak terlihat ketat.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
6 comments
ayo bergabung diajoqq , silakan coba keberuntungan anda disini dan menangkan ratusan juta rupiah,hadiah menantikan
anda silakan bergabung invite pin bb#58cd292c
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong dan capsa :)
ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877
ingin wujudkan impian anda , raih kesempatan dan menangkan ratusan juta rupiah hanya di ionqq,silakan invite
pin bb#58ab14
Untuk mempermudah kamu bermain guys ajoqq menghadirkan 7 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
dimana lagi kalau bukan di ajoqq,,, Pin BB: 58cd292c
ingin wujudkan impian anda , raih kesempatan dan menangkan ratusan juta rupiah hanya di ionqq,silakan invite
pin bb#58ab14