Inilah Uang Kertas Indonesia Hasil Olah Desain Junalies Yang Dinobatkan Sebagai Uang Tercantik Di Dunia

Meski saat ini penggunaan uang kertas dan uang logam sudah mulai tergantikan oleh pembayaran non tunai dengan kartu, namun tak dapat dipungkiri bahwa uang kertas dan uang logam masih menjadi alat pembayaran yang digunakan banyak orang. Bahkan untuk uang kertas, ternyata tidak asal cetak. Uang kertas mesti didesain sedemikian rupa agar tampak menarik. Tiap pecahannya memiliki desain yang berbeda. 

Nah, tahukah Anda? Untuk uang milik Indonesia yang dikenal dengan uang rupiah atau uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), desainnya didaulat sebagai desain mata uang terbaik di dunia. Selain karena dibuat dengan bahan yang berkualitas, desainnya pun mendapat banyak pujian dari dalam dan luar negeri. Sebelum diedarkan, uang NKRI haruslah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan, Internal BI, dan juga Presiden RI.
Dalam proses pembuatannya pun, uang Indonesia menggunakan teknologi canggih yang sulit dipalsukan. Delinavit merupakan sebutan untuk para perancang uang kertas. Sebagian besar uang kertas Indonesia yang terbit antara tahun 1952 hingga 1988 mencantumkan nama desainer uang tersebut. Anda dapat melihat nama perancang uang kertas dengan cara melihat keterangan tersebut di bagian muka uang sebelah kiri bawah. Biasanya nama desainer ditulis dalam huruf kapital diikuti dengan tulisan "DEL" yang berarti Delinavit.

Rp.10.000 tahun 1975

Uang Rp 10.000 tahun 1975 merupakan kunci dari seluruh uang kertas di indonesia. Uang ini memiliki corak yang indah dan khas. Gambar relief seolah mengingatkan kita akan kejayaan dan supremasi Bangsa Indonesia dimasa lalu, dan tentunya uang ini memiliki corak kebudayaan yang kental. Desain yang baik dan juga keserasian warnanya telah mengantarkan uang ini ke posisi teratas desain uang kertas terbaik di Indonesia dan bahkan se-Dunia, hingga saat ini. 

Uang ini didesain oleh Junalies (Bukittinggi, 14 Juni 1924 - Jakarta, 10 September 1976), Junalies, namanya merupakan ejaan lama, dibaca Yunalies. Lelaki kelahiran Bukittinggi, 14 Juni 1924, ini mulai bekerja di Peruri sejak berusia 21 tahun. Tepatnya pada 1 Agustus 1955. Waktu itu Perum Peruri belum didirikan. Junalies bekerja di PN Pertjetakan Kebajoran yang merupakan cikal bakal perusahaan pencetak uang negara tersebut. Ia bekerja untuk Peruri hingga akhir hayatnya, yakni saat meninggal dunia pada 10 September 1976.

Selama 21 tahun lebih bekerja di Peruri, uang hasil karya Junalies banyak sekali. Diantaranya seluruh uang Seri Pekerja yang terbit di tahun 1958, yang kemudian diterbitkan lagi di tahun 1963 dan 1964 (pada beberapa pecahan merupakan hasil kerja sama dengan M. Sadjiroen). Lalu uang pecahan Rp1 dan Rp2,5 tahun 1960, dan disusul uang pecahan Rp1 dan Rp2,5 tahun 1968. Karya terpopuler lelaki Minang ini adalah uang pecahan Rp10.000 tahun 1975. Boleh dibilang hampir seluruh kolektor uang lama Indonesia menyukai desain uang yang lebih dikenal sebagai uang barong ini.

Karya:
- Seri pekerja, tahun 1958, 1963 dan 1964
- Seri sandang pangan dan sudirman pecahan 1 dan 2,5 rupiah, dan salah satu masterpiecenya yaitu Rp.10.000 Barong tahun 1975

Junalies, Desainer Senior PERURI

Seni dan teknik pembuatan yang tinggi diperlukan untuk membuat desain uang, sehingga uang adalah sebuah karya seni. Siapa yang tak mengagumi keindahan gambar uang Rp.10.000 tahun 1975 atau biasa disebut sebagai uang barong? 

Tweet