Jika Anggota TNI Menjadi Debt Collector

Sebut saja dia Pak Tentara; artinya itu satu orang, bukan serombongan serdadu. Dia menjadi penagih utang (debt collector). Ya, dia menjadi kepanjangan tangan si A yang telah meminjamkan uang kepada si B. Menurut orang yang mengeluhkan perilakunya, Pak Tentara telah menagih paksa pembayaran utang, lalu dia menyita sepeda motor si debitur sebagai jaminan.

Secara hukum ada celah untuk menjerat Pak Tentara. Bisa dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentara maupun KUHP. Apapun kitabnya, sebagai anggota TNI dia akan disidangkan di Pengadilan Militer.

Pasal apakah yang akan diterapkan kepada tindakannya? Setidaknya ada dua kemungkinan. Pertama: tindak pidana ringan, melanggar Pasal 9 dan Pasal 10 UU 25/2014 tentang Hukum Disiplin Militer. Ancaman hukumannya adalah teguran, kurungan sel selama 14 hari (indisipliner ringan), dan sel 21 hari (indisipliner berat).

Kedua: Pasal 335 ayat (1) butir 1 KUHP. Ancaman hukumannya adalah penjara maksimum satu tahun atau denda maksimum Rp4.500. Akan tetapi sesuai Peraturan Mahkamah Agung No. 2/2012, denda Rp4.500 oleh hakim akan dilipatkan seribu kali menjadi Rp4,5 juta.
Demikian ringkasan penjelasan Tri Jata Ayu Pramesti dalam rubrik Klinik di Hukumonline.

Tweet