Setelah melalui penelitian mendalam dan berbagai riset, tempat kelahiran Bung Karno dipastikan di Surabaya, bukan Blitar yang diyakini sebelumnya. Terletak di Jalan Peneleh, Gang IV atau juga disebut Gang Pendean, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Persis di samping rumah No 40 dan tak jauh dari Tugu Pahlawan.
Rumah sederhana dan tampak antik ini diresmikan sebagai rumah tempat lahir Soekarno pada 6 Juni 2011 dan kemudian warga menyebut kampung tersebut sebagai "Kampung Bung Karno".
Pada tahun 2013 akhirnya wali kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengeluarkan SK 185.45/321/436.1/2013 yang menyatakan bahwa rumah ini adalah Benda Cagar Budaya dengan predikat "rumah tempat lahir dan masa kanak-kanak Bung Karno".
Dapat dipastikan ketika Soekarno lahir pada tahun 1901, tempat kelahirannya merupakan area urban miskin. Rumah ini sekarang berdindingkan tembok dengan tegel teraso, pintu dari kayu jati dan tangga ke lantai dua. Biarpun rumah ini terlihat antik, namun kondisi ketika Soekarno dilahirkan lebih antik lagi karena diyakini keadaannya pasti tak sama.
Rumah ini tampak seperti hunian sederhana, berbetuk kotak dan dibagi menjadi beberapa kotak yang lebih kecil. Satu kapling rumah kemudian dibagi menjadi ruang publik serta ruang umum. Ruang publik meliputi ruang tamu, ruang tengah, ruang makan, dan dapur.
Awalnya sebuah penelitian akan rumah ini dilakukan oleh Nurinwa Ki S Hendrowinoto sebagai peneliti sejarah LIPI dengan memanfaatkan berbagai studi pustaka melalui dokumen-dokumen dan beragam penelitian sarjana pada hidup Soekarno.
Penelitian Nurinwa lalu dilanjutkan oleh Peter A Rohi, seorang jurnalis asal Surabaya. Ia mendirikan Institut Soekarno dan juga menciptakan situs Soekarnopedia.
Pemeriksaan ulang pun dilaksanakan guna mengetahui salah satu fakta tentang Soekarno, pelacakan sumber dokumen dilakukan sampai ke Leiden, Belanda dan dilanjutkan seminar sejarah kemudian atas perhatian wali kota Surabaya, Bambang DH, akhirnya rumah ini diresmikan sebagai rumah tempat lahirnya Bung Karno.
Semenjak tahun 1990, rumah ini dihuni oleh Siti Jamilah dan Mahmud, kakak kandungnya. Mahmud mengungkapkapkan bahwa ia dulu tinggal bersama ibunya dan dulu rumah ini pernah jadi usaha percetakan dan memang ada besi mesin cetak yang disemenkan pada lantai rumah.
Beberapa waktu lalu wali kota Tri Rismaharini sudah berusaha berunding dengan Ny. Jamilah untuk membeli rumah tersebut dengan tujuan dapat dijadikan cagar budaya dan mendapatkan perlindungan dan perlakuan yang layak dari pemerintah.
Rumah sederhana dan tampak antik ini diresmikan sebagai rumah tempat lahir Soekarno pada 6 Juni 2011 dan kemudian warga menyebut kampung tersebut sebagai "Kampung Bung Karno".
Pada tahun 2013 akhirnya wali kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengeluarkan SK 185.45/321/436.1/2013 yang menyatakan bahwa rumah ini adalah Benda Cagar Budaya dengan predikat "rumah tempat lahir dan masa kanak-kanak Bung Karno".
Dapat dipastikan ketika Soekarno lahir pada tahun 1901, tempat kelahirannya merupakan area urban miskin. Rumah ini sekarang berdindingkan tembok dengan tegel teraso, pintu dari kayu jati dan tangga ke lantai dua. Biarpun rumah ini terlihat antik, namun kondisi ketika Soekarno dilahirkan lebih antik lagi karena diyakini keadaannya pasti tak sama.
Rumah ini tampak seperti hunian sederhana, berbetuk kotak dan dibagi menjadi beberapa kotak yang lebih kecil. Satu kapling rumah kemudian dibagi menjadi ruang publik serta ruang umum. Ruang publik meliputi ruang tamu, ruang tengah, ruang makan, dan dapur.
Awalnya sebuah penelitian akan rumah ini dilakukan oleh Nurinwa Ki S Hendrowinoto sebagai peneliti sejarah LIPI dengan memanfaatkan berbagai studi pustaka melalui dokumen-dokumen dan beragam penelitian sarjana pada hidup Soekarno.
Penelitian Nurinwa lalu dilanjutkan oleh Peter A Rohi, seorang jurnalis asal Surabaya. Ia mendirikan Institut Soekarno dan juga menciptakan situs Soekarnopedia.
Pemeriksaan ulang pun dilaksanakan guna mengetahui salah satu fakta tentang Soekarno, pelacakan sumber dokumen dilakukan sampai ke Leiden, Belanda dan dilanjutkan seminar sejarah kemudian atas perhatian wali kota Surabaya, Bambang DH, akhirnya rumah ini diresmikan sebagai rumah tempat lahirnya Bung Karno.
Semenjak tahun 1990, rumah ini dihuni oleh Siti Jamilah dan Mahmud, kakak kandungnya. Mahmud mengungkapkapkan bahwa ia dulu tinggal bersama ibunya dan dulu rumah ini pernah jadi usaha percetakan dan memang ada besi mesin cetak yang disemenkan pada lantai rumah.
Beberapa waktu lalu wali kota Tri Rismaharini sudah berusaha berunding dengan Ny. Jamilah untuk membeli rumah tersebut dengan tujuan dapat dijadikan cagar budaya dan mendapatkan perlindungan dan perlakuan yang layak dari pemerintah.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
2 comments
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
Poker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)