26 Desember 2015 merupakan peringatan wafatnya Gus Dur yang keenam. Sejumlah acara digelar di berbagai tempat. Acara digelar besar dengan tema 'Merawat Tradisi, Merjaut Hati'. Tema tersebut sengaja dipilih agar kebaikan Gus Dur utamanya seputar toleransi dan sulaturahmi tetap terus dijaga. Jika bicara cerita Gus Dur semasa hidup, selalu banyak kisah yang ditinggalkannya. Sebut saja semangat saling menghargai sesama umat beragama.
Menurut Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Fahmi Anolillah alias Gus Fahmi, salah satu cerita yang kerap digelorakan Gus Dur ialah kerap menyambangi teman-temannya meski non muslim semasa hidup. "Gus Dur itu dulu sering sekali nginep di rumah pastur. Itu tentu terdengar janggal, tetapi itulah dia, sikap saling menghargai sesama manusia sangat kuat mengakar, dan itulah yang masih terus dipelajari di Pondon Pesantren Tebuireng," kata dia saat diwawancarai tvOne, Sabtu malam, 26 Desember 2015.
Ia berharap, banyak masyarakat yang mencontoh perilaku Gus Dur. Paling tidak, sikap toleransinya yang kerap diajarkan. Pesan Gus Dur, Islam Itu Agama Pengayom
"Setidaknya itu sudah kami terapkan, maka jangan heran jika karena ajaran Gus Dur, banyak pula calon-calon pastur yang sering menginap di Tebuireng untuk mempelajari atau mengenal Islam dalam waktu satu pekan," kata dia.
Sementara itu, di peringatan haul Gus Dur di Jombang, Jawa Timur, sejumlah tokoh nampak berdatangan. Di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sholahuddin Wahid, Alwi Shihab, Fahmi Idris, hingga KH. Maimun Zubair. Setidaknya, ribuan personel keamanan dikerahkan untuk mengawal acara tersebut.
Tak dipungkiri, selama masa hidupnya, Gus Dur membawa semangat toleransi antar umat beragama. Begitu juga yang dirasakan oleh mantan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU periode 2004-2009, Ngatawi Al-Zastrow. Disampaikannya, Presiden Indonesia ke-4 itu rela pasang badan untuk membela masyarakat.
"Gus Dur itu seperti penjahit. Dia menyatukan, menyambungkan serpihan hati yang retak, serpihan yang beragam di bangsa ini. Jadi, bagi saya Gus Dur sebagai penjahit. Tetapi, dia juga berani pasang badan untuk ambil risiko dalam memperjuangkan dan mewujudkan apa yang dia yakini dan dia pikirkan," ujar Zastrow ketika dihubungi via telefon di Komplek Al-Munawwaroh, Jalan Warung Silah 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat petang, 25 Desember 2015.
Bagi Zastrow, Gus Dur memang tidak hanya sebagai pemikir tapi juga sebagai pejuang terhadap yang dipikirkannya itu. Menurutnya, banyak orang pintar, namun cuman sekadar omongan belaka, tetapi tidak bagi Gus Dur.
"Sosok Gus Dur tidak hanya berpikir dan statement, tapi berani pasang badan untuk perjuangkan dan menjalankan yang dia pikirkan dan yakini, termasuk soal Imlek dan kaum minoritas," kata pria yang selalu menggunakan blankon ini.
Zastrow menambahkan Gus Dur turut memperjuangkan hak-hak manusia, di mana rela dicaci-maki hingga dilecehkan orang-orang, karena keteguhan Gus Dur dalam membela kaum yang dianggapnya pantas dibela.
(Di sarikan dari Viva dan Kompas)
Menurut Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Fahmi Anolillah alias Gus Fahmi, salah satu cerita yang kerap digelorakan Gus Dur ialah kerap menyambangi teman-temannya meski non muslim semasa hidup. "Gus Dur itu dulu sering sekali nginep di rumah pastur. Itu tentu terdengar janggal, tetapi itulah dia, sikap saling menghargai sesama manusia sangat kuat mengakar, dan itulah yang masih terus dipelajari di Pondon Pesantren Tebuireng," kata dia saat diwawancarai tvOne, Sabtu malam, 26 Desember 2015.
Ia berharap, banyak masyarakat yang mencontoh perilaku Gus Dur. Paling tidak, sikap toleransinya yang kerap diajarkan. Pesan Gus Dur, Islam Itu Agama Pengayom
"Setidaknya itu sudah kami terapkan, maka jangan heran jika karena ajaran Gus Dur, banyak pula calon-calon pastur yang sering menginap di Tebuireng untuk mempelajari atau mengenal Islam dalam waktu satu pekan," kata dia.
Sementara itu, di peringatan haul Gus Dur di Jombang, Jawa Timur, sejumlah tokoh nampak berdatangan. Di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sholahuddin Wahid, Alwi Shihab, Fahmi Idris, hingga KH. Maimun Zubair. Setidaknya, ribuan personel keamanan dikerahkan untuk mengawal acara tersebut.
Tak dipungkiri, selama masa hidupnya, Gus Dur membawa semangat toleransi antar umat beragama. Begitu juga yang dirasakan oleh mantan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU periode 2004-2009, Ngatawi Al-Zastrow. Disampaikannya, Presiden Indonesia ke-4 itu rela pasang badan untuk membela masyarakat.
"Gus Dur itu seperti penjahit. Dia menyatukan, menyambungkan serpihan hati yang retak, serpihan yang beragam di bangsa ini. Jadi, bagi saya Gus Dur sebagai penjahit. Tetapi, dia juga berani pasang badan untuk ambil risiko dalam memperjuangkan dan mewujudkan apa yang dia yakini dan dia pikirkan," ujar Zastrow ketika dihubungi via telefon di Komplek Al-Munawwaroh, Jalan Warung Silah 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat petang, 25 Desember 2015.
Bagi Zastrow, Gus Dur memang tidak hanya sebagai pemikir tapi juga sebagai pejuang terhadap yang dipikirkannya itu. Menurutnya, banyak orang pintar, namun cuman sekadar omongan belaka, tetapi tidak bagi Gus Dur.
"Sosok Gus Dur tidak hanya berpikir dan statement, tapi berani pasang badan untuk perjuangkan dan menjalankan yang dia pikirkan dan yakini, termasuk soal Imlek dan kaum minoritas," kata pria yang selalu menggunakan blankon ini.
Zastrow menambahkan Gus Dur turut memperjuangkan hak-hak manusia, di mana rela dicaci-maki hingga dilecehkan orang-orang, karena keteguhan Gus Dur dalam membela kaum yang dianggapnya pantas dibela.
(Di sarikan dari Viva dan Kompas)
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
2 comments
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong dan capsa :)
ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877