Blitar hanyalah kota kecil di provinsi Jawa Timur, namun Blitar tercatat lahirkan legenda aviasi dunia. Pabrik pesawat Fokker memang berdiri di Belanda pada 21 Juli 1919 namun pendirinya adalah Antony Hermann Gerard Fokker, lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur, 6 April 1890.
Walaupun sekarang pesawat jenis Fokker hampir dilupakan orang di Indonesia, ada dua hal dari nama besar Fokker ini yang terkait dengan Indonesia. Yang pertama adalah pendirinya yang lahir di bumi Indonesia. Dan yang kedua adalah bahwa pesawat jenis Fokker ini pernah merajai di hampir seluruh bandara-bandara di dalam negeri selama periode 1970 hingga 1990. Jumlah populasinya di Indonesia adalah yang terbesar ke dua di dunia, setelah Negeri Belanda. Garuda Indonesia pernah memiliki pesawat jenis Fokker series F-27 Friendship, F-28 Fellowship. TNI-AU mempunyai Fokker F-27 Troopship dan Sempati Air pernah membeli series Fokker F-100.
Ayah Tony, Herman Fokker adalah pemilik perkebunan kopi di Jawa Timur. Sejak usia empat tahun, setelah adiknya lahir, Fokker kecil sudah dibawa pulang oleh orang tuanya kembali ke negeri asalnya di Haarlem, Negeri Belanda agar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Kegemaran Tony waktu kecil adalah membuat percobaan mesin uap dan bermain dengan model kereta api. Hal ini mengakibatkan ia agak tertinggal di sekolah. Pada usia 20 tahun Anthony dikirim oleh ayahnya ke Jerman untuk memperdalam keahliannya dalam hal mesin mobil. Tapi ternyata anak ini lebih cakap dan berminat pada rancang-bangun dan pembuatan pesawat terbang. Disini Tony menunjukkan bakatnya yang luar biasa dalam hal pembuatan pesawat terbang. Maklum pada masa itu seluruh Eropa sedang “demam” pesawat terbang, menyusul ditemukannya pesawat terbang untuk yang pertama kali di dunia oleh Orville dan Wilbur Wiright pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, North Caroline, Amerika Serikat.
Fokker membuat gempar seluruh Jerman pada waktu ia berhasil menciptakan pesawatnya yang pertama. Pesawat ini diberi nama “De Spin” yang dalam bahasa Jerman berarti Laba-Laba (The Spider). Sayangnya pesawat udara yang diterbangkan oleh rekannya ini mengalami kecelakaan, menabrak pohon dan rusak. Pada percobaan berikutnya, dengan pesawat buatannya yang ke dua dari jenis yang sama Fokker berhasil mendapatkan license penerbangnya.
Pada tahun 1912, Fokker mendirikan pabrik pesawat terbangnya yang pertama, yang diberi nama Fokker Aeroplanbau di Johannisthal dekat Berlin. Pada waktu Perang Dunia I pecah tahun 1914 pabriknya dinasionalisasi oleh pemerintah Jerman. Tapi Anthony Fokker dipertahankan sebagai pimpinannya. Sejak itu ia berhasil memproduksi lebih dari 40 tipe pesawat terbang untuk kepentingan militer Jerman. Salah satu penemuannya yang spektakuler pada masa itu adalah sistem yang mampu mensinkronisasikan penembakan peluru senapan mesin yang dipasang dipesawat, melalui celah baling-baling pesawat yang sedang berputar.
Tahun 1918 Perang Dunia I usai dan Traktat Versailles ditanda-tangani. Di dalam traktat ini Jerman dilarang membangun industri pesawat terbang. Fokker terpaksa harus “pulang kampung” ke Negeri Belanda pada tahun 1919. Disana ia mendirikan NV Koninklijke Vlietuigen Fabriek Fokker atau Dutch Aircraft Company, yang kemudian dikenal dengan nama Fokker Aircraft Company. Tahun 1922 Anthony pindah ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara Amerika. Disini ia mendirikan cabang pabriknya yang ia beri nama Atlantic Aircraft Corporation.
Walaupun sekarang pesawat jenis Fokker hampir dilupakan orang di Indonesia, ada dua hal dari nama besar Fokker ini yang terkait dengan Indonesia. Yang pertama adalah pendirinya yang lahir di bumi Indonesia. Dan yang kedua adalah bahwa pesawat jenis Fokker ini pernah merajai di hampir seluruh bandara-bandara di dalam negeri selama periode 1970 hingga 1990. Jumlah populasinya di Indonesia adalah yang terbesar ke dua di dunia, setelah Negeri Belanda. Garuda Indonesia pernah memiliki pesawat jenis Fokker series F-27 Friendship, F-28 Fellowship. TNI-AU mempunyai Fokker F-27 Troopship dan Sempati Air pernah membeli series Fokker F-100.
Ayah Tony, Herman Fokker adalah pemilik perkebunan kopi di Jawa Timur. Sejak usia empat tahun, setelah adiknya lahir, Fokker kecil sudah dibawa pulang oleh orang tuanya kembali ke negeri asalnya di Haarlem, Negeri Belanda agar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Kegemaran Tony waktu kecil adalah membuat percobaan mesin uap dan bermain dengan model kereta api. Hal ini mengakibatkan ia agak tertinggal di sekolah. Pada usia 20 tahun Anthony dikirim oleh ayahnya ke Jerman untuk memperdalam keahliannya dalam hal mesin mobil. Tapi ternyata anak ini lebih cakap dan berminat pada rancang-bangun dan pembuatan pesawat terbang. Disini Tony menunjukkan bakatnya yang luar biasa dalam hal pembuatan pesawat terbang. Maklum pada masa itu seluruh Eropa sedang “demam” pesawat terbang, menyusul ditemukannya pesawat terbang untuk yang pertama kali di dunia oleh Orville dan Wilbur Wiright pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, North Caroline, Amerika Serikat.
Fokker membuat gempar seluruh Jerman pada waktu ia berhasil menciptakan pesawatnya yang pertama. Pesawat ini diberi nama “De Spin” yang dalam bahasa Jerman berarti Laba-Laba (The Spider). Sayangnya pesawat udara yang diterbangkan oleh rekannya ini mengalami kecelakaan, menabrak pohon dan rusak. Pada percobaan berikutnya, dengan pesawat buatannya yang ke dua dari jenis yang sama Fokker berhasil mendapatkan license penerbangnya.
Pada tahun 1912, Fokker mendirikan pabrik pesawat terbangnya yang pertama, yang diberi nama Fokker Aeroplanbau di Johannisthal dekat Berlin. Pada waktu Perang Dunia I pecah tahun 1914 pabriknya dinasionalisasi oleh pemerintah Jerman. Tapi Anthony Fokker dipertahankan sebagai pimpinannya. Sejak itu ia berhasil memproduksi lebih dari 40 tipe pesawat terbang untuk kepentingan militer Jerman. Salah satu penemuannya yang spektakuler pada masa itu adalah sistem yang mampu mensinkronisasikan penembakan peluru senapan mesin yang dipasang dipesawat, melalui celah baling-baling pesawat yang sedang berputar.
Tahun 1918 Perang Dunia I usai dan Traktat Versailles ditanda-tangani. Di dalam traktat ini Jerman dilarang membangun industri pesawat terbang. Fokker terpaksa harus “pulang kampung” ke Negeri Belanda pada tahun 1919. Disana ia mendirikan NV Koninklijke Vlietuigen Fabriek Fokker atau Dutch Aircraft Company, yang kemudian dikenal dengan nama Fokker Aircraft Company. Tahun 1922 Anthony pindah ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara Amerika. Disini ia mendirikan cabang pabriknya yang ia beri nama Atlantic Aircraft Corporation.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
3 comments
ayo bergabung diajoqq , silakan coba keberuntungan anda disini dan menangkan ratusan juta rupiah,hadiah menantikan
anda silakan bergabung invite pin bb#58cd292c
ayo bergabung diajoqq , silakan coba keberuntungan anda disini dan menangkan ratusan juta rupiah,hadiah menantikan
anda silakan bergabung invite pin bb#58cd292c
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong dan capsa :)
ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)