Pesawat Fokker 27 ini merupakan pesawat buatan pabrikkan asal Belanda pada tahun 1977. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, pesawat ini mulai diterima TNI-AU dari pemerintah Belanda pada 1975 dan 1976. Pesawat Fokker F-27 asal Belanda ini didesain sekitar 1950-an sebagai pengganti dari pesawat Douglas DC-3 Dakota, yang sangat sukses dalam operasionalisasi dan paling banyak diproduki sepanjang masa.
Prototype pesawat itu, diterbangkan pertama kali pada tahun 1955. Pesawat tersebut sangat laris dan dipakai sebagai alat angkut pasukan udara diberbagai negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol, Italia dan lain-lain.
Pada tahun 1996 perusahaan Fokker dinyatakan bangkrut, dan diambil alih oleh Stork N.V. atau yang kini dikenal sebagai Stork Aerospace Group.
Berikut data spesifikasi pesawat Fokker 27 yang diperoleh dari situs Wikipedia:
Kapasitas kru : 2-3 orang
Kapasitas penumpang : 48-56 penumpang
Panjang badan pesawat : 25,06 meter
Lebar sayap pesawat : 29 m
Kecepatan jelajah 518 km/jam
Jangkauan: 1,826 km (986 nm, 1,135 mi)
Kecepatan menanjak : 7.37 m/s (1,450 ft/min)
Tinggi : 8.72 m (28 ft 7¼ in)
Berat kosong : 11,204 kg (24,650 lb)
Berat maksimum take off : 19,773 kg (43,500 lb)
Mesin : 2× Rolls-Royce Dart Mk.532-7 turboprop, 1,678 kW (2,250 eshp).
Pendiri Fokker, Anthony Fokker Kelahiran Blitar
Pendiri Fokker, Anthony Fokker lahir di Blitar namun tinggal di Hindia Belanda (Indonesia) hanya sampai umur empat tahun karena keluarganya kemudian memutuskan pulang ke Belanda.
Tak ada yang mengira jika Anthony Fokker yang lahir di Indonesia akan menjadi tokoh pembuat pesawat tempur, Fokker D VII yang menjadi andalan Jerman selama Perang Dunia I (PD I).
Para petinggi militer Jerman yang mengagumi Fokker D VII juga bahkan tidak mengira jika perancang pesawat tempur yang mereka kagumi, warga asal Belanda yang selalu diposisikan sebagai outsider. Tapi yang pasti Fokker yang dari sejak kecil sudah menggemari rancangan pesawat terbang sudah diprediksi oleh ayahnya, Herman Fokker, jika kelak akan menjadi tokoh besar dalam dunia penerbangan.
Fokker yang lahir di Blitar, Jawa Timur pada 6 April 1890 dan Indonesia (Dutch East India) waktu itu masih berada di bawah jajahan Belanda, Fokker berasal dari keluarga pengusaha perkebunan. Ayahnya merupakan pemilik perkebunan kopi dan hasil panennya merupakan barang ekspor bernilai tinggi ke sejumlah negara Eropa. Fokker tinggal di Indonesia hanya sampai umur empat tahun karena keluarganya kemudian memutuskan pulang ke Belanda dan menetap di kawasan Haarlem.
Prototype pesawat itu, diterbangkan pertama kali pada tahun 1955. Pesawat tersebut sangat laris dan dipakai sebagai alat angkut pasukan udara diberbagai negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol, Italia dan lain-lain.
Pada tahun 1996 perusahaan Fokker dinyatakan bangkrut, dan diambil alih oleh Stork N.V. atau yang kini dikenal sebagai Stork Aerospace Group.
Berikut data spesifikasi pesawat Fokker 27 yang diperoleh dari situs Wikipedia:
Kapasitas kru : 2-3 orang
Kapasitas penumpang : 48-56 penumpang
Panjang badan pesawat : 25,06 meter
Lebar sayap pesawat : 29 m
Kecepatan jelajah 518 km/jam
Jangkauan: 1,826 km (986 nm, 1,135 mi)
Kecepatan menanjak : 7.37 m/s (1,450 ft/min)
Tinggi : 8.72 m (28 ft 7¼ in)
Berat kosong : 11,204 kg (24,650 lb)
Berat maksimum take off : 19,773 kg (43,500 lb)
Mesin : 2× Rolls-Royce Dart Mk.532-7 turboprop, 1,678 kW (2,250 eshp).
Pendiri Fokker, Anthony Fokker Kelahiran Blitar
Pendiri Fokker, Anthony Fokker lahir di Blitar namun tinggal di Hindia Belanda (Indonesia) hanya sampai umur empat tahun karena keluarganya kemudian memutuskan pulang ke Belanda.
Tak ada yang mengira jika Anthony Fokker yang lahir di Indonesia akan menjadi tokoh pembuat pesawat tempur, Fokker D VII yang menjadi andalan Jerman selama Perang Dunia I (PD I).
Para petinggi militer Jerman yang mengagumi Fokker D VII juga bahkan tidak mengira jika perancang pesawat tempur yang mereka kagumi, warga asal Belanda yang selalu diposisikan sebagai outsider. Tapi yang pasti Fokker yang dari sejak kecil sudah menggemari rancangan pesawat terbang sudah diprediksi oleh ayahnya, Herman Fokker, jika kelak akan menjadi tokoh besar dalam dunia penerbangan.
Fokker yang lahir di Blitar, Jawa Timur pada 6 April 1890 dan Indonesia (Dutch East India) waktu itu masih berada di bawah jajahan Belanda, Fokker berasal dari keluarga pengusaha perkebunan. Ayahnya merupakan pemilik perkebunan kopi dan hasil panennya merupakan barang ekspor bernilai tinggi ke sejumlah negara Eropa. Fokker tinggal di Indonesia hanya sampai umur empat tahun karena keluarganya kemudian memutuskan pulang ke Belanda dan menetap di kawasan Haarlem.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
1 comments:
ayo bergabung diajoqq , silakan coba keberuntungan anda disini dan menangkan ratusan juta rupiah,hadiah menantikan
anda silakan bergabung invite pin bb#58cd292c